Kematian Mulai Memanggil diri Saya

Tak terasa.. tepat hari ini, 22 tahun silam, seorang Mahasiswa IT salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya dilahirkan. Kala ia dilahirkan betapa bahagianya kedua orang tuanya, rona keduanya sungguh tak terlihat sedikit pun kekecewaan. Saya disini tidaklah menceritakan masalah kebahagiaan kedua orang tua tersebut, namun saya akan membagikan secuil kisah saat ini dari seorang laki-laki yang dilahirkan 22 tahun silam, sebut saja dia itu Saya (penulis).


Yup, saya dilahirkan 22 tahun silam, tepatnya pada tanggal 4 Mei 1996, pukul 04:56, lepas sholat Shubuh. Saya diberi nama M. Machrush Aliy Sirojjam Mushlich, kata-kata tersebut diambil dari bahasa Arab yang mempunyai arti "Orang Terpuji Penjaga Tertinggi Cahaya Perdamaian". Saya di panggil Rojam, namun dalam hal ini, saya sedikit agak kecewa dengan nama panggilan saya, mengapa saya bisa begitu? Dikarenakan nama panggilan saya memiliki makna yakni orang-orang yang dilempari batu karena telah ketahuan telah melakukan sesuatu tindakan layaknya suami istri, padahal mereka belum menikah. Andai saja dulu saya di panggilnya Siroj bukan Rojam, mungkin bisa jadi memiliki arti yang bagus.

Dan benar apa kata orang, nama adalah Do'a, dari hal ini saya bisa mengatakan bahwasannya saat ini saya sedang menyesali nama panggilan yang diberikan oleh orang tua saya. Karena semakin lambat laun, taraf keimanan saya semakin menurun karena selalu melakukan hal-hal yang diluar dugaan saya sebelumnya, meskipun tidak sampai melewati batas yang bisa dikatakan tidak normal. Saat ini, saya selalu bertanya-tanya kepada diri saya, mengapa saya bisa sampai kepada titik ini? Titik dimana dosa yang semakin berapi-api hingga menghanguskan keimanan saya.

Akhir-akhir ini, sebuah lamunan selalu melekat dalam diri ini. Dan dalam setiap lamunan itu, ada sesuatu yang selalu mengganjal diri saya, yakni tentang masalah kematian. Mungkin dalam rumus Dunia, umur kita semakin bertambah, namun dalam rumus Kematian, umur kita justru akan berkurang.

Saat ini, diri hanya bisa mencoba dan terus mencoba untuk memperbaiki agar hidup lebih baik lagi, termasuk tidak melakukan hal-hal yang mungkin saja menambah kobaran api dosa semakin bertambah besar. Agar suatu saat apabila kematian sudah benar-benar memanggil saya, tak ada lagi hal harus saya takuti, karena hal-hal yang saya lakukan ini bisa menyiram kobaran api dosa yang pernah saya lakukan. Karena saya yakin terhadap iman saya, bahwasannya Tuhan akan memaafkan dosa orang-orang yang bertaubat dan kembali kepada jalan-Nya dengan penuh pengharapan.

Mungkin hanya sedikit tulisan saya di hari berkurangnya umur saya yang ke-22 tahun ini, dan saya pun tak tahu akan berkurang sampai berapa lama lagi. Dan saya berharap, agar kalian semua yang membaca tulisan saya ini bisa menjadi pribadi yang lebih dan lebih baik lagi, dan jangan sampai menginjak bara api yang bisa saja bara tersebut menjadi sebuah kobaran api yang sangat besar. Terimakasih atas waktu luang yang kalian berikan untuk membaca tulisan saya ini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel